Friday, 3 July 2015

COMRING

COMRING
 Produksi Kampung Salawu - Tasikmalaya
( Bu Nunung Rosmawati, S.Pd )



Tanaman Singkong

Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga umbi singkong menjadi makanan pokok di beberapa daerah tertentu. Di beberapa daerah Indonesia, singkong (Manihot esculenta L) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang serbaguna, karena hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan, mulai dari umbi hingga daunnya. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman singkong antara lain:
Daunnya dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit,di antaranya sebagai obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
Batangnya digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah.
Umbinya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok,bahan baku pembuatan bioethanol, bahan baku starch tapioka yang diperlukan untuk percampuran untuk bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dan lain-lain.
Umbinya sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nabati (biofuel) yaitu untuk membuat bioethanol. Daun dan kulitnya digunakan sebagai pakan ternaK.
   Deskripsi Tanaman Singkong
Tanaman singkong ( Manihot esculenta L.) merupakan tanaman tahunan tropis dan subtropis dari keluarga Eupharbiaceae. Batangnya berkayu dan tumbuh tegak beruas dan berbuku-buku. Warnanya bermacam-macam dan tingginya bisa mencapai 3 meter. Warna batang hijau kelabu, meskipun satu dua ada yang berubah menjadi warna cokelat.
Daun tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan yang berdaun biasanya hanyalah batang bagian atas dekat pucuk. Singkong berbuah, tapi terbatas pada singkong yang ditanam pada dataran tinggi. Bunganya berumah satu dan kematangan bunga betina dan bunga jantan berbeda waktunya sehingga persarian (penyerbukan) terjadi dengan persilangan. Singkong mulai dari umbi, batang, dan daun umumnya mengandung racun asam sianida (HCN/asam biru). Dari kandungan racun umbi, singkong dapat dibedakan menjadi 4s golongan antara lain:
1.      Kadar racun lebih kecil 50 mg/kg umbi yang diparut; singkong ini aman dikonsumsi.
2.      Kadar racun 50-80 mg/kg umbi yang diparut. Kadar racun 80-100 mg/kg umbi yang diparut.
3.      Kadar racun lebih besar dari 100 mg/kg umbi yang diparut.
Dari hasil penelitian menunjukkan, kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding daging umbi yakni 3-5 kali lebih besar. Pada jenis singkong yang umbinya ter golong manis, kandungan racun asam biru pada kulitnya lebih rendah (antara 0,014 sampai 0,042 persen). Sedangkan untuk umbi, hanya 0,003 sampai 0,015 persen. Jenis singkong pahit, kadar kandungan racun asam biru jauh lebih besar yakni antara 0,012 sampai 0,056 persen pada kulit dan 0,01 sampai 0,037 persen pada daging umbi. Jadi untuk mudahnya, antara singkong banyak racun dengan yang sedikit racun bisa dibedakan melalui rasanya. Singkong yang rasanya manis, kandungan racun asam birunya rendah sedangkan yang rasanya pahit kandungan racun asam birunya lebih banyak.
Kandungan asam biru setiap singkong tidak tetap. Umumnya kandungan asam biru akan meningkat bila pertumbuhan singkong pada musim kemarau yang panjang, dan bila saat bibitnya terbalik. Kandungan racun asam biru pada daun yang muda lebih banyak dibanding daun yang sudah tua. Kecuali itu singkong yang banyak mengandung racun biasanya produksinya melimpah dan karena itu banyak ditanam oleh perusahaan yang memproduksi tapioka.
Singkong dapat dibagi dua berdasarkan umurnya, yakni:
a.       Berumur pendek (genjah) dan
b.      Berumur panjang.
Singkong yang berumur pendek berarti usia sejak mulai tanam sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur antara 5-8 bulan. Dalam seusia itu singkong dapat dipanen dengan hasil maksimal. Andaikata panennya ditunda atau diperpanjang dari usia sebenarnya akan timbul masalah yakni umbinya banyak yang berkayu.
Jenis kedua yakni yang berumur panjang antara 9-10 bulan. Bila dipanen sebelum usia tersebut hasilnya mengecewakan karena umbinya kecil-kecil dan kandungan patinya sedikit. Jadi paling tepat kalau dipanen setelah berumur 12-18 bulan. Melebihi usia ini, hasilnya akan berkurang dan umbinya banyak yang berkayu.



Tabel 1. Klasifikasi ilmiah singkong
Kerajaan
Plantae

Divisi
Magnoliophyta

Kelas
Magnoliopsida

Ordo
Malpighiales

Famili
Euphorbiaceae

Upfamili
Crotonoideae

Bangsa
Manihoteae

Genus
Manihot

Spesies
Manihot esculenta




2.3              Daerah Penyebaran

Menurut para sarjana botani, tanaman singkong yang merupakan tanaman tropis dan subtropis berasal dari Brasil, Amerika Selatan dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya. Dari Brasil, singkong diperkirakan para ahli menyebar ke benua Afrika, Madagaskar, India, Hindia Belakang, lalu ke Tiongkok, dan akhirnya berlabuh di Indonesia. Sampai saat ini singkong telah tersebar di seluruh belahan dunia, khususnya yang beriklim tropis dan subtropis.
Menurut Rukmana, daerah penyebaran singkong di dunia berada pada kisaran 300 LU dan 300 LS di dataran rendah sampai dataran tinggi. Daerah ini berada pada ketinggian 2.500 m di atas permukaanlaut dengan curah hujan antara 500 mm - 2.500 mm/tahun. Dan pada semua jenis tanah Indonesia, tanaman singkong dapat tumbuh dengan mudah singkong, bahkan hanya dilempar pada suatu tanah, singkong dapat tumbuh.Oleh karena itu, singkong dapat dikatakan sebagai tanaman bandel.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi sebagai penghasil singkong terbesar di dunia. Oleh karena itu ada beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil singkong di antaranya Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
2.4              Varietas Tanaman Singkong
Dalam mengembangkan dunia persingkongan sampai saat ini telah banyak dihasilkan jenis-jenis singkong yang tinggi mutu dan hasilnya. Varietas yang terkenal dan sudah tersebar di masyarakat di antaranya:
a.         Aipin Mangi
Varietas ini berasal dari Brazil. Produksinya sedang dan acap kali menurun. Tidak beracun, bentuk umbinya memanjang, bertangkai dan rasanya manis enak dikonsumsi. Batangnya tinggi ukurannya sedang dan bercabang.
b.         Aipin Valencia
Bibit ini juga berasal dari Brazil. Hasilnya sedang dan aman dikonsumsi. Bentuk umbi agak gemuk, bertangkai, rasanya manis. Batangnya agak besar dan bercabang.
c.         Mandioca Basiaro
Didatangkan dari Brazil, hasilnya tinggi, tapi sedikit beracun. Umbinya gemuk, bertangkai pendek, dan cukup enak untuk dikonsumsi. Tumbuhnya subur, bercabang dekat tanah, dan jika tua batangnya mudah rebah.
d.        Mandioca Sao Pedro Petro (SPP)
Cikal-bakalnya dari Brazil. Hasilnya melimpah, sayang umbinya beracun. Umbinya besar montok, tidak bertangkai, dan letaknya dekat di permukaan tanah sehingga acap kali tersembul keluar. Rasanya pahit dan kalau mau dikonsumsi disarankan jangan dikonsumsi langsung (mentah) sebab berbahaya.



e.         Bogor
Diberi nama Bogor karena berasal dari Bogor, sebagai hasil perbanyakan melalui biji dari jenis Aipin Mangi. Hasilnya melimpah-limpah tapi sayang beracun. Umbinya gemuk tersusun rapat dan tidak bertangkai. Rasa umbinya pahit meskipun sudah dimasak ukuran batangnya sedang, panjang, dan sedikit bercabang.
f.          Muara
Varietas Muara ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan dari jenis Bogor. Hasilnya tergolong tinggi, tapi sangat beracun. Umbinya besar, bertangkai pendek dengan letak umbi yang berdesakan atau rapat sekali. Batangnya besar, panjang, dan bercabang rendah.
g.         Betawi
Varietas ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan antara Malaka dan Basiorao. Hasilnya tinggi dan aman dikonsumsi. Umbinya besar tidak bertangkai dan rasanya manis pada ketinggian pada 1,5 m.
2.5              Syarat Tumbuh Tanaman Singkong

Singkong merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah tropis, seperti Indonesia. Adapun syarat tumbuh dari tanaman singkong antara lain:
a.       Tanah
Singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh di sembarang tempat. Apalagi di kawasan tropis dengan penyinaran penuh sepanjang tahun seperti Indonesia, tanaman singkong pasti menguntungkan.
Untuk memperoleh hasil menguntungkan, ada beberapa syarat minimum yang harus dipenuhi dalam menanam singkong antara lain:
1.      Tanah janganlah terlalu subur. Kalau tanah terlalu subur, singkong akan tumbuh subur dan berdaun rindang tanpa diimbangi oleh umbinya.
2.      Diusahakan sistem pengairan tempat penanaman lancar. Pada tanah becek atau berair, singkong tidak dapat tumbuh dengan baik dan umbinya tetap kerdil.
3.      Oleh karena itu, singkong banyak ditanam di tegalan atau di ladang. Adakalanya singkong ditanam di sawah sebagai palawija , akan tetapi itu terbatas untuk tanaman yang berumur pendek.
Ada tiga cara pengolahan tanah sebelum tanah digunakan untuk menanam singkong antara lain:
a.       Guludan: cara pengolahan tanah dengan membuat guludan-guludan terutama untuk daerah-daerah yang sistem drainasenya kurang baik atau untuk penanaman pada musim hujan.
b.      Hamparan: cara pengolahan tanah dengan dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian tersedida. Pengolahan tanah cara hamparan cocok dipraktikkan di daerah-daerah yang sistem tanah tersebut dirotor (dicampur dan diratakan) pada seluruh hamparan lahan yang drainasenya baik.
c.       Bajang: cara pengolahan tanah dengan membuat lubang tanam, misalnya ukuran 100 cm x 100 cm x 50 cm, kemudian tiap lubang tanam diisi dengna pupuk organik (kotoran ternak, kompos). Cara  pengolahan tanah sangat tergantung pada jenis atau keadaan tanah. Makin ringan dan gembur tanah, makin mudah pengerjakannnya. Pengolahan tanah di lahan kering biasanya dilakukan pada akhir musim kemarau agar nantinya waktu tanam bertepatan dengan saat mulai turun musim hujan.

b.      Iklim
Singkong dapat tumbuh dengan baik pada daerah berhawa panas dan banyak turun hujan yaitu pada daerah beriklim tropis. Biasanya singkong di tanam di daerah rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Singkong juga dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di tempat terbuka, kalau tanaman singkong terlindung, batangnya kerdil, tumbuhnya kurang baik, dan hasilnya sia-sia. Pada musim kering berkepanjangan singkong juga akan kena pengaruh jelek, daunnya banyak yang layu dan akhirnya gugur.
2.6              Kandungan yang Terdapat dalam Singkong
Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain. Adapun unsur gizi yang terdapat dalam tiap 100 g singkong segar dapat dilihat dalam tabel 2.



Tabel 2. Kandungan Gizi dalam tiap 100 gram Singkong
No.
Unsur Gizi
Banyak dalam...( per100 g)
Singkong putih
Singkong kuning
1
Kalori (kal)
146,00
157,00
2
Protein (g)
1,20
0,80
3
Lemak (g)
0,30
0,30
4
Karbohidrat(g)
34,70
37,90
5
Kalsium(mg)
33,00
33,00
6
Zat besi(mg)
0,70
0,70
7
Vitamin A (SI)
0
385,00
8
Vitamin B1(mg)
0,06
0,06
9
Vitamin C (MG)
30,00
30,00
10
Air (g)
62,50
60.,00
11
Fosfor (mg)
40,00
40,00
12
Bagian dapat dimakan (%)
75,00
75,00
Sumber: Direktorat Gizi R.I., 1981



No comments:

Post a Comment